Berawal dari sebuah perjalanan hidup yg panjang…,
sebuah gelisah hati yang tak kunjung berakhir…,
sebuah rindu yang tidak kumengerti..,
yang membawaku pada sebuah pertanyaan ; ‘ SIAPAKAH AKU ‘
dan kemudian berujung pada sebuah jawaban : “ NABABAN “
Rindu yang membawaku ke Bona Pasogit..
Rindu yang membawaku ke ambar Onan Runggu..
Rindu yang membawaku ke Tipang…
Kulangkahkan kakiku di jalan setapak menuju ke tempat Oppungku di Tipang
Kubasuh wajahku dengan air dari homban tempat mereka dulu martapian
Kuhirup udara segar diantara pepohonan sambil menatap indahnya Danau Toba
Disinilah dulu para leluhurku berada………
Oppung Borsak Mangatasi Nababan dan Oppung Siantar Julu ---- yang pendiam
Oppung Siantar Jae --- yang parekkel
Oppung Sisogo sogo --- dengan emosinya yang tinggi
Mereka adalah leluhurku….., orangtuaku.
Aku mencintai mereka…….
Oppung Raja Domi --- Seorang Pemimpin yang bijaksana , lemah lembut dan rendah hati. ketekunannya berdoa dan puasa membawanya ke Ma’krifat nya ALLAH. (Opp. Boru – kesukaannya adalah lampet bulung sukkit).
Oppung Sandar Nagodang --- dengan kisah tragis hidupnya yang berujung dengan terjadinya ambar Onan Runggu
Oppung Tuan Sirumonggur --- Oppung ku yang tegas…, gagah perkasa diatas kudanya, dengan hidayah yang diberikan TUHAN kepadanya, sehingga disetiap kehadirannya ditandai dengan suara petir menggelegar.
Namboruku boru Nababan ---- namboru yang senang berdendang, dengan tapak kakinya yg seakan-akan bisa terbang
Mereka adalah leluhurku……, orangtuaku
Aku mencintai mereka……
Waktu demi waktu…….
Kulangkahkan kakiku............, kubawa hatiku……….., kubawa diriku……….,
Kutelusuri kisah para leluhurku
Kumaknai kisah terjadinya partangiangan 13 oktober 1955
Dan akhirnya aku mulai mengerti…………, aku mulai mengenal……………, dan aku cinta ……
Kini kupahami makna Patik Palimahon “Ingkon pasangaponmu do natorasmu… d.u “
Kematian itu sesungguhnya tidak ada… (hanya kematian badaniah/daging)
mereka sudah kembali dan ‘pulang’ kepada Sang Pencipta
Tapi mereka akan selalu ada di hatiku…., disisiku……., kemanapun aku melanglang buana.
Dan doa mereka selalu menyertaiku……, kemanapun aku melangkah.
Kini aku tahu siapa diriku
Bukan hanya sekedar NABABAN, yang ada dibelakang namaku
Aku mampu menegakkan kepalaku, dan berucap: ‘AHU MARGA/BORU NABABAN’
karena aku mengenal diriku ____ (NABABAN)
dan aku bangga…..
Namun ada sepotong kisah sedih…….
yang selalu menjadi gelisahku dan mengharu biru perasaanku,
Tatapan kosong berlinang airmata dari bapa kecilku RIZAL NABABAN
yang selalu menatap dari jendela rumah oppungku di Tipang…
masih kuingat air putih di cangkir plastik yang kuberikan padanya
tapi dia hanya diam membisu, dengan airmata yang malah bercucuran
ketika kutanyakan, cita-citanya sederhana: … memiliki seekor kambing, untuk dipeliharanya__
Kuingat……..,
Lari-lari kecil Oppung Zetti membawakan setandan pisang dari kebunnya
Senyum ramah Oppung Tuttun … saat membabat semak-semak di sekitar Homban Oppungku
Mereka adalah keluargaku……, dengan segala keterbatasan ekonomi disana
K I n I ………
Ditempat dimana aku berada sekarang…., di Tano Parserahan
Kuhadiri acara Pesta Partangiangan 13 Oktober yang diadakan setiap tahun
Pesta yang dihadiri oleh Pomparan ni Oppung Borsak Mangatasi Nababan
Dengan segala kemeriahannya
Dengan sumbangan-sumbangan dari para Donatur
Pesta Partangiangan untuk seluruh Pomparan Borsak Mangatasi Nababan ( boru dohot bere )
Partangiangan agar seluruh Pomparannya maju, diberi umur yang panjang , serta hidup sejahtera
T a p I ……..
Hatiku masih saja gelisah…………, sedihku mendera………., dan rinduku kembali mengalir…….
Karena selalu teringat ………, tatapan kosong bapak kecilku RIZAL NABABAN
Karena selalu teringat…….., jalan setapak yang rusak menuju ke tempat Oppungku di Tipang
Karena selalu teringat……… , homban yang terlantar dan tidak terurus
Lalu kuputuskan……
Biarlah aku berdoa dari Bilik Kecilku
Bukan hanya di setiap tanggal 13 Oktober
Bukan di gedung besar yang meriah
Hanya do’a sederhana namun tulus
Untuk para leluhurku…….., orang tuaku
Untuk semua Pinompar ni Borsak Mangatasi Nababan (boru dohot bere)
Majulah Pomparan ni Oppungta – BORSAK MANGATASI NABABAN
Bersatulah seluruh pinomparni Oppung Borsak Mangatasi Nababan , Boru dohot Bere
Marsitungkol-tungkolan………, marsiamin-aminan
Seperti thema di Parriaan Bolon PBMNBB Se Indonesia ke IV , tgl 13 Oktober 2010 di Tipang
“ Idama, denggan nai dohot sonang nai molo dung pungu sahundulan angka namarhaha-maranggi… ( Psalm 33 : 1b )
Semoga semua program-program di Parriaan Bolon tersebut segera terealisasi……..
Karena selama ini perbaikan-perbaikan di tempat Oppung kita di Tipang belum selesai,
dan sebagian merupakan sumbangan pribadi ______
( Ndang tartuhuk ni sahalak Pandidingan__)
INI ADALAH RINDUKU……………………………… ( dan juga kisahku : )
(Sinta AS Nababan -- No. 20/Op. Sandar Nagodang – Op. Si Sakkal Ulubalang –Op. Sahang – Op. Baju )
___________________________
Catatan :
Kisah ini aku posting pertama kali di thn 2010 di group facebook PBMNBB.
Saat ini kondisi jalan menuju makam Op. Domi Radja sudah bagus, tinggal pembenahan di hobban/mual oppung itu yg belum selesai.
Terimakasih aku ucapkan utk keluargaku Nababan yg sdh memberikan hatinya utk perbaikan tersebut, sehingga apabila kita ziarah ke Tipang jalan sdh lancar..👍
0 komentar:
Posting Komentar